Usik
sang bambu nan meriak
Panggilan ramah menyeruak
Kucoba melawan kantuk
yang menyerang
Menegakkan mata melihat rayuan
Menyelam dinginnya kedamaian
Tetesan kesucian menyadarkan
Bersama keanggunan tatanan
Menyelimuti khusyu’ dalam harapan
Tuk mengarungi 840 putaran
Dalam kekuatan dan keletihan
Lantunan suci menderakkan bumi
Sang
fajar tersenyum atas Illahi
Kemuliaan membalut kepasrahan
Belaian Sang Illahi Robbi
Kehangatan membuai qalbu dengan perlahan
Tuk bangkit berdiri melumpuhkan rayuan
Tak sama rayuan lalu
Jasad
pun kini tergoda
Hasrat membayangi di setiap gerak
Benteng menjamur di setiap sudut
Tak boleh runtuh walau badai gelombang
Tak cukup 60,70,ataupun 100
putaran tuk bertahan
Masa karunia agung tersuguh dengan anggunnya
Ribuan jalan tuk meraihnya
Hati yang
teguh istiqomah
Kan memegang senjata tuk berperang
Dalam jauhnya masa yang berkarunia agung
Finish kan tersentuh
Tanpa tersadar dengan khusyu’nya renungan
Tak terkecuali lantunan
MengagungkanAl Fattah
Berharap ‘kan memeluk rahmat Sang Khaliq
Lama nian masa itu
Terlintas dalam fikir
Insan tak berbekal
Sedetik pun terlalu lama
Terfikir sang ahli taqarrub
Masa itu menghampiri lagi
Dan menyemaikan rahmat dan karunia
Di pesisir jagat raya
Di sudut dunia
Di ujung lorong hunian emosi
Merekahlah kebahagiaan diatas pancaran syukur
Tersira dalam paras letih pasca melawan nafsu
Semasa mentari bersinar
Hingga mega kembali sirna
Sedemikian rupa hari-hari penuh karunia
Terus berputar
Berlalu dengan pasti
Dalam langkah yang mantap
Hingga expired masa itu
Yang berujung pada gema malam kemenangan